Rabu, 09 November 2016

Konteks KAMMI hari ini



Ini tulisanku ketika masa2 berorganisasi di kampus hhe (late Post)



Dokumentasi 2014 survey baksos ketika itu bersama Alm.Sabiq (paling kanan)



          18 tahun KAMMI (Kesatan Aksi Mahasiswa Muslim Indonsia) umur KAMMI dari kelahiranya 29 Maret 1998, lahir dari sebuah keprihatinan besar generasi muda muslim terhadap bangsa yang sedang terisolasi dari kebiasan demokrasi dimana pemikiran-pemikiran dan gagasan dibungkam, demi sebuah alasan kayal yang terkesan logis ketika itu, yakni “Stabilitas Nasional”. Namun dalam kata “Stabilitas Nasional” tesebut tersirat sebuah ambisi utopis ketika peguasa “sakit” ingin melanggengkan kekuasannya ketika itu. KAMMI dengan beberapa organisasi lain kemudian bersama-sama terus memperjuangkan sebuah gagasan baru untuk sebuah bangsa indonesia yang lebih baik yakni “Reformasi”, dimana sebuah gagasan  dan platform baru untuk indonesia yang lebih dinamis. Tak telak tanggal 21 Mei 1998 Orde barupun tumbang, menandai sebuah era baru untuk ibu pertiwi kita yakni bangsa indonesia. KAMMI adalah sebuah gerakan mahasiswa muslim ekstra kampus yang berbekal semangat perubahan(read: reformasi). 
       18 tahun merupakan usia yang bukan belia lagi, dimana usia ini idealnya merupakan usia produktif yang semestinya ditandai dengan bertambahnya kontribusi KAMMI untuk bangsa indonesia dalam rangka mengisi celah-celah reformasi yang masih harus dibenahi untuk lebih baik lagi. Belajar pada sejarah dari persefektif  komunal, yakni ketika Darul islam lahir di Madinah sekitar 15 abad lalu dimana seuatu entitas baru manusia lahir, generasi qurani, generasi terbaik yang berpegang teguh ada manhaj islam (baca: Malimfitoriq), yakni komunitas muslim. Yang ketika berumur 18 tahun dapat melebarkan pengaruhya ditataran bumi ini, mengalahkan Imperelium keji untuk membebeskan umat manusia dari ketundukan kepada mahluk menjadi ketundukan kepada Alloh SWT semata. Atau dari sejarah lain dalam persefektif individual, diamana ketika Muhamad Alfatih pada usia mudanya meraih presetasi sebagai raja dan tokoh dalam penaklukan impereium konstantinopel. Pun dalam sejarah nasional keika prestasi Ir.Soekarno membentuk PNI ketika usia mudanya, yang kemudian pada catatan sejarah menjadi organisasi yang diperhitungkan. Sepenggal sejarah-sejarah diatas merupakan bagian sedikit dari sejarah-sejarah lain yang bisa menjadi pembelajaran ataupun motivasi untuk seluruh entitas KAMM umumnya atau KAMMI Bandung pada khususnya. Jadi mau seperti apakah KAMMI hari ini? Secara regional KAMMI Bandung pun tentunya harus memilki cita-cita dan kontribusi nyata dalam mengisi usia 18 tahun KAMMI dan dalam mengisi celah-celah reformasi untuk lingkup regional kota Bandung. Bukan malah menimbulkan sikap pesimisme antipati, dan skeptis(ragu-ragu) bagi masyarakat Bandung. Tentunya menjadi sebuah tugas mulia untuk KAMMI Bandung agar memberikan kontibusi nyata untuk kota bandung hari ini. “Spirit Bandung Lautan Api Jayakan Indonesia” menjadi tema Muskerda ( musawarah Kerjan Daerah) regional KAMMI Bandung tgl 24-16 Maret lalu, dalam kata tersebut tersirat sebuah harapan dan cita-cita mulia KAMMI Bandung untuk dapat berkontribusi nyata untuk masyarakat Bandung pada khusunya dan masyarakat indonesia pada umunya. Hal demikian semata-mata pengaplikasian dari amal ma,ruf nahi mungkar dan mengejawatahkan makna hadis Rosulalloh SAW bahwa manusia terbaik adalah yang bermanfaat bagi manusialainya. Pun sehausnya seorang muslim ataupun pemuda hari ini memiliki cita-cita dalam memberimanfaat bagi umat, bukan malahan tergeroti oleh ambisi “Keakuan” (egosentrisme) dan tergerogoti oleh penyakit apatis dalam melihat problematika umat hari ini. Tentuya jikamana gernerasi muda hari ini demikian adanya, maka generasi muda indonesia sedang “sakit”.  Maka dari pada itu tentunya KAMMI harus memiliki spirit untuk terus mempelopori menjadi organisasi pemuda muslim yang terdepan dalam kontribusinya untuk bangasa ini, menyediaka ageda-agenda strategis, yang bisa lebih bersinergis dengan seluruh potensi stakeholder yang ada, dan tentunya tetap menjaga orientasinya kepada kalimat “Laillalloh muhammad rosulalllah”semata. Karna kemudian penting berpegang teguh pada hal-hal yang bersipat prinsip dan menjunjung tinggi manhaj islam (baca:Ma’alimfitoriq). 
      Hal ini demkia juga harus terejawantahkan pada masing-masig pribadi kader KAMMI karena pemahaman kader secara langsung bekaitan erat dengan kelangsuan suatu organisasi atau kelompok. Hal ini tergambar bagaimana pasukan alfatih masing-masing dari individunya tertarbiyyah baik, satu orientasi dan masing-masing menjaga amalannya sehinnga medapat julukan pasukan terbaik. Ataupun karakter islam yang terpatri pada Asyahid Said Qutb yang sampai berujung pada tali gantung untuk menyambut momen syahid, dalam menghadapi rezim thogut Jamal Abdul Nasir (Baca: Mengapa Aku Dihukum Mati) begitulah cerminan seorang muslim dalam mejaga keagungan tauhid. Mengutip gagasan yang disampaikan pak Heru Sundaru (W.Ketua DPRD Kota Bandung) dalam sela tanya jawab ketika muskerda KAMMI hari ini juga, harus memegang tiga prinsip sederhana yang mendasar, untuk menjaga eksistensinya sebagai organisasi pergerakan yang tetap menjaga izzahnya (wibawa) yakni menjauhi penyakit materialistik dan transaksional, menjadi organisasi yang bisa sinergis dengan OKP lain dan masing-masing kadernya menjunjung tinggi tanggung jawab Akademik. Ketiga prinsip tersebut tentunya harus menjadi catatan dan motivasi tersendiri agar KAMMI tetap menjadi organisasi pergerakan yang tetap diharapkan keberadaanya oleh masyarakat dan bangsa indonesia ini. Ketiga prinsip diatas akan kemudian saya jelaskan kembali dalam tulisan berikutnya,tentunya setelah memenuhi kewajiban akademik hari ini, semoga memberiakan sedikit manfaat.(08/04/2016)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar